Minggu, 23 November 2014

kesungguhan


Kita dan Rumah


Ini adalah sebuah kisah seorang Tukang yang bermaksud pensiun dari perusahaan Real Estate. Karena tidak bekerja, Ia akan kehilangan penghasilan bulanannya. Tetapi keputusannya telah bulat. Ia lelah, ingin beristirahat dan menikmati hari tuanya dengan damai bersama anak dan istrinya.
 Pemilik perusahaan sedih kehilangan pekerja terbaiknya. Lalu ia meminta Tukang itu untuk membuatkan sebuah rumah bagi dirinya. Tukang itu menyanggupi permohonan pribadi pemilik perusahaan itu, sekalipun sebenarnya merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. 
Selama mengerjakan pesanan majikan, hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Ia mengerjakan proyek itu sekedarnya dengan bahan seadanya. Selesailah rumah yang diminta. Tentu hasilnya bukan rumah yang baik. Sayang diujung karir, prestasinya tak begitu mengagumkan.
Pemilik perusahaan datang dan melihat-lihat rumah yang dipesannya. Ia serahkan sebuah kunci rumah kepada si Tukang. “Ini adalah rumahmu”, katanya “hadiah dari kami”. Terkrjutlah si tukang kayu itu. Ia tidak mengira mendapatkan sebuah rumah. Dan betapa malu serta menyesalnya dia. Seandainya ia tahu bahwa ia mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, tentu dia akan mengerjakan lebih baik dan bersungguh-sungguh. Kini ia harus tinggal disebuah rumah yang tidak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itu pulalah yang terjadi pada kehidupan kita. Banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya. Bahkan pada saat yang menentukan kita tidak berbuat yang terbaik. Akhirnya kita terkejut melihat hasil karya kita, menyesal menemukan diri kita hidup didalam rumah ciptaan kita sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak awal, tentu kita akan menjalani hidup dengan cara jauh yang berbeda.

Bagaimanakah seandainya kita adalah tukang itu, dan kehidupan yang kita jalani adalah rumah yang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding, dan menata atap. Hidup di dunia ini hanya satu kali. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup dalam keagungan dan kejayaan. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita buat hari ini.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com