Jumat, 21 November 2014

Kejujuran



Sebutir Benih Kejujuran


Suatu ketika ada seorang Kaisar yang sudah mulai tua, dan menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk mencari penggantinya. Bukannya memilih salah satu dari pembantunya atau salah seorang dari anak-anaknya, dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lain.

Suatu hari dikumpulkannya seluruh anak muda di seluruh negeri. Dia berkata, “waktunya telah tiba bagiku untuk turun tahta dan memilih Kaisar penggantiku. Aku telah memutuskan untuk memilih salah satu diantara kalian”. Semuan terkejut tetapi Kaisar itu terus mengejutkan. “Hari ini aku akan memberi kalian masing-masing sebutir benih, ya sebutir benih saja. Benih ini sangat istimewa dan segeralah tanam benih ini. Siramilah benih ini dan kembali kemari setahun lagi. Tentu saja dengan membawa serta tanaman yang tumbuh dari benihmu masing-masing. Kemudian akan aku nilai, pemenangnya kupilih menjadi kaisar yang menggantikanku”, kata Kaisar.

Ada seorang pemuda, Ia juga menerima sebutir benih. Ia pulang dan dengan bersemangat menceritakan seluruh kisah kepada Ibunya. Ibunya membantu mencarikan sebuah pot dan mengisinya dengan tanah yang subur. Kemudian mereka menanam benih itu, dan setiap hari menyirami dengan hati-hati. Setiap hari ia terus mengamati apakah benihnya sudah mulai tumbuh. Setelah dua minggu beberapa pemuda mulai membanggakan benihnya masing-masing, serta tanaman yang mulai tumbuh. Pemuda yang tadi berjalan pulang dan memeriksa benihnya. Tapi tidak ada yang tumbuh dari pot itu.

Tiga minggu, empat minggu, tak ada satupun yang tumbuh. Sementara itu anak yang lain mulai ramai membicarakan tanaman mereka. Namun pemuda itu tidak mempunyai tanaman, ia merasa gagal. Enam minggu berlalu, semua orang mempunyai pohon dan tanaman yang tinggi. Tapi dia tidak memiliki apapun. Namun dia berharap suatu saat benihnya akan tumbuh.

Akhirnya setahun telah berlalu. Dan semua pemuda dikerajaan itu membawa tanaman mereka agar diperiksa sang Kaisar. Pemuda yang tadi memberi tahu ibunya bahwa ia tidak mau membawa pot kosong, karena benihnya telah mati. Tetapi ibunya mendorongnya, akhirnya ia membawa pot kosongnya ke istana. Ketika sampai di istana, ia begitu takjub akan berbagai tanaman yang ditumbuhkan oleh  pemuda-pemuda lain. Tanaman mereka begitu indah dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Ketika kaisar tiba ia meninjau seluruh ruangan sambil menyapa pemuda-pemuda itu. Tiba-tiba Kaisar melihat pemuda tadi  dibelakang ruangan dengan  pot kosong. Saat itu juga Kaisar memerintahkan ia untuk maju kedepan. Ketika pemuda itu sampai di depan, Kaisar bertanya kepada pemuda itu “kenapa kamu tidak membawa tanamanmu?”. Pemuda yang lain mengolok-oloknya, Kaisar memerintahkan agar semuanya diam. Kemudian Kaisar menatap tajam pemuda tadi. Kaisar mengatakan sesuatu, “wahai pemuda sekalian pandanglah Kaisar baru kalian”, saat itu ia menunjuk pemuda yang membawa pot kosong tadi.

Pemuda itu tidak percaya apa yang terjadi. Lantas Kaisar berkata “setahun yang lalu, aku memberi semua yang hadir disini sebutir benih. Aku perintahkan kalian membawa pulang benih itu. Menanamnya , menyiraminya dan membawanya kembali kemari hari ini. Tapi benih yang kuberikan sebelumnya telah ku rebus dan tidak mungkin bisa tumbuh. Kamu semua kecuali pemuda ini ketika kalian mendapati benih kalian tidak tumbuh, kalian berbohong. Kalian menanam benih lain sebagai pengganti benih kuberikan. Lain dengan pemuda ini, ia adalah satu-satunya orang yang dengan berani dan jujur membawa kemari pot dengan benih yang telah kuberikan, didalamnya. Dialah orang yang akan menjadi Kaisar baru karena kejujurannya.

Tabur kejujuran, menuai kepercayaan

Tabur ketekunan, menuai kemenangan

Tabur kerja keras, menuai kesuksesan

Jangan takut menjalani sesuatu jika itu benar. Tak peduli apapun yang kalian lakukan, membangun bangsa atau membuat sepatu. Mereka yang berlaku jujur dia adalah seorang raja.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com