Tentang Cegukan
Cegukan, mungkin setiap orang pernah mengalami ini. Dalam bahasa medisnya disebut Hiccup atau istilah lain menyebut spasme. Cegukan disebabkan oleh kontraksi sekat rongga tubuh, atau kerap disebut diagfragma, yang terjadi secara mendadak.
Kontraksi
ini menimbulkan tarikan napas yang diakhiri secara refleks oleh
tertutupnya lubang di antara kedua pita suara. Tarikan napas akibat
tertutupnya lubang tersebut menimbulkan suara khas waktu cegukan.
Kejadian ini dapat timbul satu kali, tetapi dapat pula berupa rangkaian
yang tak dapat dikendalikan.
Di
masyarakat Jawa misalnya, cegukan yang dialami anak kecil konon menjadi
penanda bahwa si anak akan segera cepat besar dan juga cepat tinggi. Ini
lantaran suara cegukan seolah menarik badan si anak agar bergerak
memanjang dan membesarkan badannya.
Tak hanya di
Indonesia, banyak orang di India percaya bahwa cegukan akan muncul
ketika seseorang mengingat mereka. Jadi, ketika seseorang mengalami
serangan cegukan, mereka berpikir bahwa ada seorang teman atau anggota
keluarga yang berpikir tentang mereka. Bisa berfikir ada yang ngomong di
belakang, atau bisa juga membicarakan hal baik.
Sementara di
masyarakat Barat yang konon lebih modern, ternyata juga menyebut
cegukan konon berhubungan dengan minum air keras hingga mabuk seperti
digambarkan dalam film-film mereka, dimana ada yang menyeracau diselingi
dengan kejang spontan dari bahu dan suara pendek mencicit layaknya
cegukan.
Lantas
bagaimana fakta terkait cegukan ini? Cegukan biasanya dimulai selama
atau setelah minum atau makan. Ini mungkin terjadi karena iritasi pada
saraf frenikus, yang terletak di dekat kerongkongan. Ini juga dapat
terjadi dari memakan makanan panas atau minuman. Menelan udara selama
makan dapat menyebabkan cegukan ketika akumulasi gas dalam perut menekan
ke atas melawan diafragma.
Bila Anda
seringkali mengalami cegukan, cobalah tidak terburu-buru saat makan atau
minum. Saat minum, tarik napas pelan-pelan dan minum. Jika Anda makan
terlalu cepat juga dapat menyebabkan perut Anda kembung dan mengganggu
otot diafram, yang bisa mengakibatkan cegukan.
Kebanyakan
cegukan sangat mungkin akibat refleks. Saraf di dalam dada mengirimkan
sinyal ke diafragma dan otot antar tulang rusuk secara spontan
berkontraksi selama bernafas normal.
Anda juga
bisa mengalami cegukan ketika terjadi perubahan emosi pada diri Anda
atau jika tubuh tiba-tiba mengalami perubahan suhu udara. Pada dua kasus
ini, cegukan adalah hasil dari hambatan pada saraf karena itu bisa
membahayakan, sebab bisa mengguncang saraf yang kadangkala bisa
menyebabkan serangan jantung.
Begitu juga
kalau cegukan terjadi secara terus menerus dan berlangsung lama lebih
dari dua jam, itu juga harus diperiksakan medis lebih serius lagi. Jadi,
soal kejadian cegukan harus dilihat peristiwa dan kasusnya, sebab semua
reaksi tubuh itu memiliki penjelasan secara medis.
Menghentikan Cegukan
Banyak cara
dilakukan orang untuk berusaha menghilangkan cegukan. Secara teoritis,
prinsipnya adalah dengan mengupayakan adanya menginterupsi lengkung
refleks cegukan. Berikut ini beberapa cara yang kerap dilakukan :
- Kadar karbon dioksida yang tinggi dalam darah dapat melumpuhkan cegukan. Caranya, adalah dengan bernapas dalam sebuah kantong kertas. Tiup dan hirup sebanyak 10 kali dengan cukup kuat sampai wajah memerah.Lakukan dengan cepat, dan usahakan kantong kertas tertutup rapat sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalamnya jadi udara yang dihirup adalah udara yang banyak karbondioksidanya.
- Tehnik lain meningkatkan kadar karbondioksida adalah dengan menahan napas selama mungkin, lalu menelan ketika cegukan dirasakan akan datang. Lakukan sebanyak 2-3 kali kemudian tarik napas dalam dan mulai lagi.
- Ada pula yang menyarankan menahan napas selama mungkin kemudian keluarkan dan tahan selama mungkin. Atau dengan menahan napas dengan kepala tengadah.
- Menelan satu sendok teh gula pasir kering dapat menghentikan cegukan dalam beberapa menit. Diduga, gula dalam mulut akan mengirimkan sinyal melalui serabut saraf yang akan mengganggu lengkung refleks cegukan.
- Minum air dalam posisi membungkuk, melakukan pijatan ringan dengan jari telunjuk pada kedua sisi leher, tarik napas dalam lalu minum 10 tegukan air saat tidak bernapas, membungkuk sampai jari tangan dapat menyentuh ibu jari kaki selama 60 menit serta masih banyak lagi tehnik yang dapat dilakukan untuk menghilangkan cegukan.
Bila
cegukan tak hilang juga dalam beberapa jam atau bahkan hari, maka
pertolongan medis seperti penggunaan obat-obatan sudah diperlukan.
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan cegukan
diantaranya adalah chlorpromazin, metoclopramid, baclofen, antikonvulsan
(fenitoin, asam valproat, carbamazepin) juga obat lain seperti
quinidine, amitriptilin dan marijuana.
Tentunya
penggunaan obat-obatan ini harus dengan petunjuk dokter, sebab
obat-obatan tersebut juga memiliki efek samping yang perlu diwaspadai.
Bila dengan obat-obatan cegukan tetap bertahan juga, dapat pula dicoba
terapi hipnotis dan akupuntur. Lebih jauh lagi anestesi dengan ventilasi
tekanan positif dan pelumpuh otot dilaporkan dapat menghentikan
cegukan. Nah, akhirnya sebagai senjata terakhir yang dapat dilakukan,
tindakan pembedahan menghancurkan atau memblok nervus frenikus juga
telah dilakukan pada beberapa kasus cegukan yang tidak teratasi dengan
berbagai cara. Semoga bermanfaat
Sumber : dr. Riwanti Estiasari